Senin, 08 Januari 2018

Renungan IHMPT 7 January 2017

Judul Pelajaran  :  Allah Di Tengah Manusia
Bacaan Alkitab  : Kejadian 6 : 5-8

Tujuan Pembelajaran :
1. Mengerti bahwa Allah hadir di tengah kehidupan umat manusia.
2. Menceritakan kembali alasan Allah menghukum dan memusnahkan manusia di zaman lampau.
3. Menjelaskan alasan dan tujuan Allah menyelamatkan Nuh dan keluarganya.
4. Berkomitmen untuk hidup dekat dengan Allah, serta taat dan setia kepada-Nya di tengah  masyarakat dunia yang gemar melakukan kejahatan dan dosa.

PEMAHAMAN KONTEKS DAN TEKS
Kejadian 6 : 1 - 8 menggambarkan sebuah keadaan di zaman purba, di mana manusia gemar
melakukan berbagai tindak kejahatan dan dosa. Menurut ayat 6, kondisi demikian begitu luar biasa
hingga memilukan hati Allah dan membuat-Nya menyesal telah menciptakan dan menempatkan
mereka di muka bumi. Masalah dosa yang dimaksudkan dalam kitab Kejadian pasal 6 ini adalah
kemerosotan moral sebagaimana tampak dalam perbuatan Kain dan keturunannya, Lamekh. Kain,
anak Adam dan Hawa, membunuh Habel, saudaranya, karena iri hati. Sedangkan Lamekh,
keturunan Kain, menjalani hidup perkawinan yang berpoligami. Tersirat dalam pasal 6 ini bahwa
Allah sesungguhnya membenci sikap manusia yang suka kawin-mawin dengan mengambil dua
atau lebih isteri. Sikap tersebut menunjukkan bahwa manusia hanya hidup menurut keinginan dan
kepentingan diri sendiri serta untuk memuaskan hasrat pribadi mereka. Demikianlah manusia
pada zaman itu telah banyak melanggar batasan-batasan yang Allah tetapkan untuk mereka.
Bahkan pada ayat ke-5 dikatakan bahwa segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan
kejahatan semata-mata, sehingga dapat dikatakan bahwa manusia pada masa itu melakukan dosa
dengan sadar dan dilakukan secara berulang-ulang.
Kondisi inilah yang melatar-belakangi keputusan Allah untuk menghukum dan memusnahkan
manusia di zaman itu dengan hukuman besar yang dianggap setara dengan kerusakan manusia
akibat dosa mereka. Tindakan Allah untuk menghukum ini tentu bukan dihasilkan secara spontan,
tiba-tiba, dadakan atau sewenang-wenang, melainkan Allah sudah mengetahui kedalaman hati
manusia. IA melihat bahwa manusia pada masa itu memiliki kecenderungan untuk terus berbuat
dosa dan melawan kehendak-Nya. Namun di sini perlu ditegaskan bahwa Allah menghukum bukan
karena “dendam dan nafsu amarah,” melainkan bagaikan orang tua yang kecewa, terluka dan pilu
karena tingkah anak-anakNya. Itulah mengapa kemudian masih tersisa kasih karunia Allah yang
dilimpahkan bagi manusia ciptaan-Nya melalui pemilihan terhadap Nuh dan seluruh keluarganya.

Pemilihan Allah kepada Nuh tersebut memiliki tujuan untuk membuka lembaran baru kehidupan
dan membangun kembali visi penciptaan Allah di dunia. Nuh dipandang Allah sebagai manusia
yang mampu menunjukkan ketaatan dan kebaikan di tengah kehidupan manusia yang bobrok
pada masa itu. Pada kejadian 6 : 9 pun dikatakan bahwa Nuh seorang yang benar dan tidak
bercela di antara orang sezamannya, dan hidup bergaul dengan Allah. Hidup bergaul dengan Allah
berarti bukan hanya mengenal dan mengetahui siapa Tuhan Allahnya, tetapi Nuh mampu
membangun relasi yang intens dan akrab dengan Allah melalui sikap hidupnya sehari-hari. Inilah
yang membuat Nuh mampu bertahan walaupun ia dicemooh oleh orang-orang di sekitarnya ketika
ia membangun bahtera sebagaimana diperintahkan Allah. Tindakan Nuh yang taat kepada Allah
memang dianggap tidak masuk akal bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya. Betapa tidak?!
Mereka adalah orang-orang bebal yang tidak sadar akan kejahatan dan dosa yang selalu
diperbuatnya. Berbeda dengan orang-orang di sekitarnya, Nuh dan keluarganya dipilih oleh Allah
untuk diselamatkan dari air bah. Mereka dipilih berdasarkan kasih karunia Allah dengan tujuan
agar Nuh dan keturunannya tetap hidup dan dapat terus mewariskan kebaikan, kesalehan dan
ketaatan yang sungguh kepada Allah di muka bumi.

PEMAHAMAN TEOLOGI
1. Allah hadir di tengah kehidupan umat manusia di dunia. IA mengetahui, baik isi hati, perkataan
maupun tingkah laku keseharian mereka.
2. Allah akan menghukum setiap kejahatan dan dosa manusia setimpal dengan apa yang
dilakukan. Hukuman itu berlangsung bukan sebagai tindakan semena-mena Allah, melainkan
sebagai tindakan yang adil dan tegas.
3. Meskipun Allah menghukum manusia karena dosa mereka, tetapi IA tetap menaruh kasih
setia-Nya kepada orang-orang yang diperkenan-Nya, seperti Nuh dan keluarganya yang hidup
saleh dan tidak bercela.
4. Kasih karunia Allah akan menyelamatkan setiap orang percaya yang taat dan setia melakukan
firman-Nya di tengah dunia yang semakin rusak karena kejahatan dan dosa manusia.

Aplikasi..
Teruna GPIB Eben Haezar membuat kreatifitas menggali diri, apa resolusi yang akan dikejar dan di capai di tahun 2018.


Tuhan Yesus memberkati...
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Pelkat PT GPIB Eben Haezer Surabaya | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com